BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Android,
Inc. didirikan di Palo Alto, California, pada bulan Oktober
2003 oleh Andy
Rubin (pendiri Danger), Rich Miner
(pendiri Wildfire Communications, Inc.) Nick Sears (mantan VP T-Mobile), dan
Chris White (kepala desain dan pengembangan antarmuka WebTV) untuk
mengembangkan "perangkat seluler pintar yang lebih sadar akan lokasi dan
preferensi penggunanya". Tujuan awal pengembangan Android adalah untuk
mengembangkan sebuah sistem operasi canggih yang diperuntukkan bagi kamera
digital, namun kemudian disadari bahwa pasar untuk perangkat tersebut tidak
cukup besar, dan pengembangan Android lalu dialihkan bagi pasar telepon pintar
untuk menyaingi Symbian
dan Windows
Mobile (iPhone
Apple belum dirilis pada saat itu). Meskipun para pengembang Android adalah
pakar-pakar teknologi yang berpengalaman, Android Inc. dioperasikan secara
diam-diam, hanya diungkapkan bahwa para pengembang sedang menciptakan sebuah
perangkat lunak yang diperuntukkan bagi telepon seluler. Masih pada tahun yang
sama, Rubin kehabisan uang. Steve Perlman, seorang teman dekat Rubin,
meminjaminya $10.000 tunai dan menolak tawaran saham di perusahaan.
Google mengakuisisi
Android Inc. pada tanggal 17 Agustus 2005, menjadikannya sebagai anak
perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Google. Pendiri Android Inc. seperti
Rubin, Miner dan White tetap bekerja di perusahaan setelah diakuisisi oleh
Google. Setelah itu, tidak banyak yang diketahui tentang perkembangan Android
Inc., namun banyak anggapan yang menyatakan bahwa Google berencana untuk
memasuki pasar telepon seluler dengan tindakannya ini. Di Google, tim yang
dipimpin oleh Rubin mulai mengembangkan platform perangkat seluler dengan
menggunakan kernel Linux. Google memasarkan platform tersebut
kepada produsen perangkat seluler dan operator nirkabel, dengan janji bahwa
mereka menyediakan sistem yang fleksibel dan bisa diperbarui. Google telah
memilih beberapa mitra perusahaan perangkat lunak dan perangkat keras, serta
mengisyaratkan kepada operator seluler bahwa kerjasama ini terbuka bagi
siapapun yang ingin berpartisipasi.
HTC Dream,
ponsel Android pertama.
Spekulasi
tentang niat Google untuk memasuki pasar komunikasi seluler terus berkembang
hingga bulan Desember 2006. BBC dan Wall Street Journal melaporkan bahwa Google
sedang bekerja keras untuk menyertakan aplikasi dan mesin
pencarinya di perangkat seluler. Berbagai media cetak dan media daring
mengabarkan bahwa Google sedang mengembangkan perangkat seluler dengan merek
Google. Beberapa di antaranya berspekulasi bahwa Google telah menentukan
spesifikasi teknisnya, termasuk produsen telepon seluler dan operator jaringan.
Pada bulan Desember 2007, InformationWeek
melaporkan bahwa Google telah mengajukan beberapa aplikasi paten di bidang
telepon seluler.
Pada
tanggal 5 November 2007, Open Handset Alliance (OHA) didirikan. OHA
adalah konsorsium
dari perusahaan-perusahaan teknologi seperti Google, produsen perangkat seluler
seperti HTC, Sony dan Samsung, operator
nirkabel seperti Sprint Nextel dan T-Mobile, serta
produsen chipset seperti Qualcomm dan Texas
Instruments. OHA sendiri bertujuan untuk mengembangkan standar
terbuka bagi perangkat seluler. Saat itu, Android diresmikan sebagai produk
pertamanya; sebuah platform perangkat seluler yang menggunakan kernel
Linux versi 2.6. Telepon seluler komersial pertama yang menggunakan sistem
operasi Android adalah HTC Dream, yang diluncurkan pada 22 Oktober 2008.
Pada
tahun 2010, Google merilis seri Nexus;
perangkat telepon pintar dan tablet dengan sistem operasi Android yang
diproduksi oleh mitra produsen telepon seluler seperti HTC, LG, dan Samsung. HTC
bekerjasama dengan Google dalam merilis produk telepon pintar Nexus pertama,
yakni Nexus
One. Seri ini telah diperbarui dengan perangkat yang lebih baru, misalnya
telepon pintar Nexus
4 dan tablet Nexus 10 yang diproduksi oleh LG dan Samsung. Pada 15
Oktober 2014, Google mengumumkan Nexus 6 dan Nexus 9 yang diproduksi oleh
Motorola dan HTC. Pada 13 Maret 2013, Larry Page
mengumumkan dalam postingan blognya bahwa Andy Rubin telah pindah dari divisi
Android untuk mengerjakan proyek-proyek baru di Google. Ia digantikan oleh Sundar
Pichai, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala divisi Google Chrome, yang
mengembangkan Chrome OS.
Sejak
tahun 2008, Android secara bertahap telah melakukan sejumlah pembaruan untuk meningkatkan kinerja
sistem operasi, menambahkan fitur baru, dan memperbaiki bug yang terdapat pada
versi sebelumnya. Setiap versi utama yang dirilis dinamakan secara alfabetis berdasarkan
nama-nama makanan pencuci mulut atau cemilan bergula; misalnya, versi 1.5
bernama Cupcake, yang kemudian diikuti oleh versi 1.6 Donut.
Versi terbaru adalah 5.0 Lollipop, yang dirilis pada 15 Oktober 2014.
Ponsel
cerdas pertama dinamakan Simon; dirancang oleh IBM pada 1992 dan
dipamerkan sebagai produk konsep tahun itu di COMDEX, sebuah
pameran komputer di Las Vegas, Nevada. Ponsel cerdas tersebut dipasarkan ke publik pada tahun
1993 dan dijual oleh BellSouth. Tidak hanya menjadi
sebuah telepon genggam, ponsel cerdas tersebut juga memiliki kalender, buku
telepon, jam dunia, tempat pencatat, surel, kemampuan mengirim dan menerima faks dan
permainan. Telepon canggih tersebut tidak mempunyai tombol-tombol. Melainkan
para pengguna menggunakan layar sentuh untuk memilih nomor telepon dengan jari
atau membuat faksimile dan memo dengan tongkat stylus. Teks dimasukkan dengan
papan ketik “prediksi” yang unik di layar. Bagi standar masa kini, Simon
merupakan produk tingkat rendah, tetapi fitur-fiturnya pada saat itu sangatlah
canggih.
Nokia Communicator merupakan ponsel cerdas
pertama Nokia,
dimulai dengan Nokia 9000, pada tahun 1996. Ponsel cerdas yang serupa dengan komputer
tangan yang unik ini adalah hasil dari usaha penggabungan model PDA buatan Hewlett
Packard yang sukses dan mahal dengan telepon Nokia yang laris pada waktu
itu. Nokia 9210 merupakan komunikator berlayar warna pertama dan juga merupakan
ponsel cerdas sejati yang menggunakan sistem operasi. Komunikator 9500 menjadi
komunikator berkamera dan ber-WiFi pertama. Komunikator 9300 memiliki perubahan dalam bentuk
yang lebih kecil dan komunikator yang terbaru E90 menyertakan GPS. Meskipun Nokia 9210
dapat diargumentasikan sebagai ponsel cerdas sejati pertama dengan sistem
operasi, Nokia tetap menyebutnya sebagai komunikator.
Ericsson R380
dahulu terjual sebagai ‘ponsel cerdas’ tetapi tidak bisa menjalankan aplikasi
pihak ketiga.
Pada
Oktober 2001, Handspring mengeluarkan ponsel
cerdas Palm OS Treo, dengan papan ketik penuh digabung dengan jelajah jejaring
tanpa kabel, surel, kalender, dan pengatur daftar nama, dengan aplikasi pihak
ketiga yang dapat diunduh atau diselaraskan dengan komputer.
Tahun
2002, RIM mengeluakan BlackBerry
pertama yang merupakan ponsel cerdas pertama dengan penggunaan surel nirkabel
yang optimal dan penggunanya telah mencapai 8 juta (sampai Juni 2007), tiga
perempat pemakainya berada di Amerika
Selatan.
Handspring
menyajikan ponsel cerdas yang popular dipasaran Amerika dengan bergabung dengan
Palm OS berbasis Visor PDA dengan jaringan telepon GSM, VisorPhone. Tahun 2002,
Handspring menjual ponsel cerdas terintegasi bernama Treo; perusahaan ini
bergabung karena penjualan PDA sudah mulai mati, tetapi ponsel cerdas Treo
secara cepat menjadi populer sebagai telepon berfitur PDA. Pada tahun yang
sama, Microsoft
mengumumkan Windows
CE komputer kantong OS dinobatkan sebagai "Microsoft Windows Powered
Smartphone 2002".
Pada
tahun 2005 Nokia menerbitkan seri-N ponsel cerdas 3G yang dijual bukan sebagai
telepon genggam tetapi sebagai komputer multimedia.
Android, OS untuk
ponsel cerdas keluaran tahun 2008. Android didukung oleh Google, bersama
pengusaha piranti keras dan lunak yang terkemuka lainnya seperti Intel, HTC, ARM, Motorola dan eBay, yang kemudian
membentuk Open Handset Alliance.
Telepon
pertama yang menggunakan Android OS adalah HTC Dream,
merk keluran dari T-Mobile sebagai G1. Fitur telepon penuh, layar sentuh secara utuh, papan ketik
QWERTY, dan bola jalur untuk menavigasikan halaman web. Piranti lunak cocok
dengan aplikasi Google, seperti Maps, Calendar, dan Gmail, juga Google's Chrome
Lite. Aplikasi pihak ketiga juga tersedia lewat Android Market, ada yang gratis
ataupun dengan biaya.
Pada
Juli 2008 Apple
memperkenalkan App Store dengan aplikasi gratis
dan dengan biaya. App store dapat menyampaikan aplikasi ponsel cerdas yang
dikembangkan oleh pihak ketiga langsung dari iPhone atau iPod Touch
dengan WiFi atau jaringan selular tanpa menggunakan komputer untuk mengunduh.
App Store telah menjadi suatu kesuksesan bagi Apple dan pada Juni 2009 terdapat
lebih dari 50,000 aplikasi yang ada. App store menembus satu juta unduh
aplikasi pada 23 April 2009.
Mengikuti
popularitas App Store dari Apple, banyak yang membuat toko aplikasinya sendiri.
Palm, Microsoft dan Nokia telah mengumumkan toko aplikasi yang mirip milik
Apple. RIM juga baru-baru ini membuat toko aplikasinya yaitu BlackBerry App World.
Ponsel
cerdas (bahasa
Inggris: smartphone) adalah telepon
genggam yang mempunyai kemampuan dengan pengunaan dan fungsi yang
menyerupai komputer.
Belum ada standar pabrik yang menentukan arti ponsel cerdas. Bagi beberapa
orang, ponsel cerdas merupakan telepon yang bekerja menggunakan seluruh perangkat
lunak sistem operasi yang menyediakan hubungan standar dan mendasar bagi
pengembang aplikasi.
Bagi yang lainnya, ponsel cerdas hanyalah merupakan sebuah telepon yang
menyajikan fitur canggih seperti surel (surat elektronik), internet dan kemampuan membaca buku
elektronik (e-book) atau terdapat papan ketik (baik sebagaimana jadi
maupun dihubung keluar) dan penyambung VGA. Dengan kata lain,
ponsel cerdas merupakan komputer kecil yang mempunyai kemampuan sebuah telepon.
Pertumbuhan permintaan akan alat
canggih yang mudah dibawa ke mana-mana membuat kemajuan besar dalam pemroses, ngingatan, layar
dan sistem
operasi yang di luar dari jalur telepon genggam sejak beberapa tahun ini.
II.
Rumusan masalah
Makalah ini
bertujuan untuk menjelaskan beberapa masalah dalam materi Android dan
Smartphone misalnya :
·
Apa yang
dimaksud Android dan Smartphone?
·
Bagaimanakah
fitur-fitur Android?
·
Seperti apa
sistem operasi Smartphone?
·
Bagaimana
keamanan dan privasi Android?
·
Seperti apa
perkembangan Smartphone di Indonesia?
·
Bagaimana
lisensi dari Android?
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Pengertian Android dan Smartphone
·
Android
Android (/ˈæn.drɔɪd/; AN-droyd)
adalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang
untuk perangkat seluler layar sentuh seperti telepon
pintar dan komputer tablet. Android awalnya dikembangkan oleh
Android, Inc., dengan dukungan finansial dari Google, yang
kemudian membelinya pada tahun 2005. Sistem operasi ini dirilis secara resmi
pada tahun 2007, bersamaan dengan didirikannya Open Handset Alliance, konsorsium dari
perusahaan-perusahaan perangkat keras, perangkat lunak, dan
telekomunikasi yang bertujuan untuk memajukan standar
terbuka perangkat seluler. Ponsel Android pertama mulai dijual pada bulan Oktober 2008.
Antarmuka pengguna Android didasarkan pada
manipulasi langsung, menggunakan masukan sentuh yang serupa dengan tindakan di
dunia nyata, seperti menggesek, mengetuk, mencubit, dan membalikkan cubitan
untuk memanipulasi obyek di layar. Android adalah sistem operasi dengan sumber
terbuka, dan Google merilis kodenya di bawah Lisensi
Apache. Kode dengan sumber terbuka dan lisensi perizinan pada Android
memungkinkan perangkat lunak untuk dimodifikasi secara bebas dan
didistribusikan oleh para pembuat perangkat, operator nirkabel, dan pengembang
aplikasi. Selain itu, Android memiliki sejumlah besar komunitas pengembang
aplikasi (apps) yang memperluas fungsionalitas perangkat,
umumnya ditulis dalam versi kustomisasi bahasa pemrograman Java. Pada bulan Oktober 2012, ada
sekitar 700.000 aplikasi yang tersedia untuk Android, dan sekitar 25 juta
aplikasi telah diunduh dari Google Play, toko aplikasi utama Android. Sebuah survey
pada bulan April-Mei 2013 menemukan bahwa Android adalah platform paling
populer bagi para pengembang, digunakan oleh 71% pengembang aplikasi seluler.
Faktor-faktor
di atas telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan Android,
menjadikannya sebagai sistem operasi telepon pintar yang paling banyak
digunakan di dunia, mengalahkan Symbian pada tahun 2010. Android juga menjadi pilihan bagi
perusahaan teknologi yang menginginkan sistem operasi berbiaya rendah, bisa
dikustomisasi, dan ringan untuk perangkat berteknologi tinggi tanpa harus
mengembangkannya dari awal. Akibatnya, meskipun pada awalnya sistem operasi ini
dirancang khusus untuk telepon pintar dan tablet, Android juga dikembangkan
menjadi aplikasi tambahan di televisi, konsol permainan, kamera
digital, dan perangkat elektronik lainnya. Sifat Android yang terbuka telah
mendorong munculnya sejumlah besar komunitas pengembang aplikasi untuk
menggunakan kode sumber terbuka sebagai dasar proyek pembuatan aplikasi, dengan
menambahkan fitur-fitur baru bagi pengguna tingkat lanjut atau mengoperasikan
Android pada perangkat yang secara resmi dirilis dengan menggunakan sistem
operasi lain.
Pada
November 2013, Android menguasai pangsa pasar telepon pintar global, yang
dipimpin oleh produk-produk Samsung, dengan persentase 64% pada bulan Maret 2013. Pada
Juli 2013, terdapat 11.868 perangkat Android berbeda dengan beragam versi.
Keberhasilan sistem operasi ini juga menjadikannya sebagai target ligitasi
paten "perang telepon pintar" antar
perusahaan-perusahaan teknologi. Hingga bulan Mei 2013, total 900 juta
perangkat Android telah diaktifkan di seluruh dunia, dan 48 miliar aplikasi
telah dipasang dari Google Play. Pada tanggal 3 September 2013, 1 miliar
perangkat Android telah diaktifkan.
·
Smartphone
Ponsel cerdas (bahasa
Inggris: smartphone)
adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan dengan
pengunaan dan fungsi yang menyerupai komputer. Belum
ada standar pabrik yang menentukan arti ponsel cerdas. Bagi beberapa orang,
ponsel cerdas merupakan telepon yang bekerja menggunakan seluruh perangkat
lunak sistem operasi yang menyediakan hubungan standar dan mendasar bagi
pengembang aplikasi.
Bagi yang lainnya, ponsel cerdas hanyalah merupakan sebuah telepon yang
menyajikan fitur canggih seperti surel (surat elektronik), internet dan kemampuan membaca buku
elektronik (e-book) atau terdapat papan ketik (baik sebagaimana jadi
maupun dihubung keluar) dan penyambung VGA. Dengan kata lain,
ponsel cerdas merupakan komputer kecil yang mempunyai kemampuan sebuah telepon.
Pertumbuhan
permintaan akan alat canggih yang mudah dibawa ke mana-mana membuat kemajuan
besar dalam pemroses,
ngingatan, layar
dan sistem
operasi yang di luar dari jalur telepon genggam sejak beberapa tahun ini.
II.
Fitur Android
Fitur dari Android itu sendiri
terbagi atas tiga sebagai berikut;
·
Antarmuka
Antarmuka pengguna pada
Android didasarkan pada manipulasi langsung, menggunakan
masukan sentuh yang serupa dengan tindakan di dunia nyata, misalnya menggesek (swiping),
mengetuk (tapping), dan mencubit (pinching), untuk memanipulasi
obyek di layar. Masukan pengguna direspon dengan cepat dan juga tersedia
antarmuka sentuh layaknya permukaan air, seringkali menggunakan kemampuan
getaran perangkat untuk memberikan umpan balik haptik kepada pengguna. Perangkat
keras internal seperti akselerometer, giroskop, dan sensor proksimitas digunakan oleh beberapa
aplikasi untuk merespon tindakan pengguna, misalnya untuk menyesuaikan posisi
layar dari potret ke lanskap, tergantung pada bagaimana perangkat diposisikan,
atau memungkinkan pengguna untuk mengarahkan kendaraan saat bermain balapan
dengan memutar perangkat sebagai simulasi kendali setir.
Ketika
dihidupkan, perangkat Android akan memuat pada layar depan (homescreen),
yakni navigasi utama dan pusat informasi pada perangkat, serupa dengan desktop pada komputer
pribadi. Layar depan Android biasanya terdiri dari ikon aplikasi dan widget; ikon aplikasi berfungsi untuk
menjalankan aplikasi terkait, sedangkan widget menampilkan konten secara
langsung dan terbarui otomatis, misalnya prakiraan cuaca, kotak masuk surel pengguna, atau
menampilkan tiker berita secara langsung dari layar depan. Layar depan bisa terdiri dari beberapa
halaman, pengguna dapat menggeser bolak balik antara satu halaman ke halaman
lainnya, yang memungkinkan pengguna Android untuk mengatur tampilan perangkat
sesuai dengan selera mereka. Beberapa aplikasi pihak ketiga yang tersedia di Google Play
dan di toko aplikasi lainnya secara ekstensif mampu mengatur kembali tema layar
depan Android, dan bahkan bisa meniru tampilan sistem operasi lain, misalnya Windows
Phone. Kebanyakan produsen telepon seluler dan operator nirkabel menyesuaikan
tampilan perangkat Android buatan mereka untuk membedakannya dari pesaing
mereka.
Di
bagian atas layar terdapat status bar, yang menampilkan informasi tentang
perangkat dan konektivitasnya. Status bar ini bisa "ditarik" ke bawah
untuk membuka layar notifikasi yang menampilkan informasi penting atau
pembaruan aplikasi, misalnya surel diterima atau SMS masuk, dengan cara tidak
mengganggu kegiatan pengguna pada perangkat. Pada versi awal Android, layar
notifikasi ini bisa digunakan untuk membuka aplikasi yang relevan, namun
setelah diperbarui, fungsi ini semakin disempurnakan, misalnya kemampuan untuk
memanggil kembali nomor telepon dari notifikasi panggilan tak terjawab tanpa
harus membuka aplikasi utama. Notifikasi ini akan tetap ada sampai pengguna
melihatnya, atau dihapus dan di nonaktifkan oleh pengguna.
·
Aplikasi
Android
memungkinkan penggunanya untuk memasang aplikasi pihak ketiga, baik yang
diperoleh dari toko aplikasi seperti Google Play,
Amazon
Appstore, ataupun dengan mengunduh dan memasang berkas APK dari situs pihak ketiga. Di Google Play,
pengguna bisa menjelajah, mengunduh, dan memperbarui aplikasi yang diterbitkan
oleh Google dan pengembang pihak ketiga, sesuai dengan persyaratan
kompatibilitas Google. Google Play akan menyaring daftar aplikasi yang tersedia
berdasarkan kompatibilitasnya dengan perangkat pengguna, dan pengembang dapat
membatasi aplikasi ciptaan mereka bagi operator atau negara tertentu untuk
alasan bisnis. Pembelian aplikasi yang tidak sesuai dengan keinginan pengguna
dapat dikembalikan dalam waktu 15 menit setelah pengunduhan. Beberapa operator
seluler juga menawarkan tagihan langsung untuk pembelian aplikasi di Google
Play dengan cara menambahkan harga pembelian aplikasi pada tagihan bulanan
pengguna. Pada bulan September 2012, ada lebih dari 675.000 aplikasi yang
tersedia untuk Android, dan perkiraan jumlah aplikasi yang diunduh dari Play
Store adalah 25 miliar.
Aplikasi
Android dikembangkan dalam bahasa pemrograman Java dengan menggunakan kit pengembangan perangkat lunak
Android (SDK). SDK ini terdiri dari seperangkat perkakas pengembangan,
termasuk debugger,
perpustakaan perangkat lunak, emulator
handset yang berbasis QEMU, dokumentasi, kode sampel, dan
tutorial. Didukung secara resmi oleh lingkungan pengembangan terpadu
(IDE) Eclipse, yang menggunakan plugin Android
Development Tools (ADT). Perkakas pengembangan lain yang tersedia di antaranya
adalah Native Development Kit untuk aplikasi atau
ekstensi dalam C atau C++, Google App Inventor, lingkungan visual untuk
pemrogram pemula, dan berbagai kerangka kerja aplikasi web seluler lintas platform.
Dalam
rangka menghadapi penyensoran Internet
di Republik Rakyat Tiongkok, perangkat Android yang dijual di RRT umumnya
disesuaikan dengan layanan yang disetujui oleh negara.
·
Pengelolaan
memori
Karena
perangkat Android umumnya bertenaga baterai, Android
dirancang untuk mengelola memori (RAM) guna menjaga konsumsi daya minimal, berbeda dengan sistem
operasi desktop yang bisa terhubung pada sumber daya listrik tak
terbatas. Ketika sebuah aplikasi Android tidak lagi digunakan, sistem secara
otomatis akan menangguhkannya (suspend) dalam memori – secara
teknis aplikasi tersebut masih "terbuka", namun dengan ditangguhkan,
aplikasi tidak akan mengkonsumsi sumber daya (misalnya daya baterai atau daya
pemrosesan), dan akan "diam" di latar belakang hingga aplikasi
tersebut digunakan kembali. Cara ini memiliki manfaat ganda, tidak hanya
meningkatkan respon perangkat Android karena aplikasi tidak perlu ditutup dan
dibuka kembali dari awal setiap saat, tetapi juga memastikan bahwa aplikasi
yang berjalan di latar belakang tidak menghabiskan daya secara sia-sia.
Android
mengelola aplikasi yang tersimpan di memori secara otomatis: ketika memori lemah,
sistem akan menonaktifkan aplikasi dan proses yang tidak aktif untuk sementara
waktu, aplikasi akan dinonaktifkan dalam urutan terbalik, dimulai dari yang
terakhir digunakan. Proses ini tidak terlihat oleh pengguna, jadi pengguna
tidak perlu mengelola memori atau menonaktifkan aplikasi secara manual. Namun,
kebingungan pengguna atas pengelolaan memori pada Android telah menyebabkan
munculnya beberapa aplikasi task killer pihak ketiga yang populer di
Google Play.
III.
Sistem
Operasi Smartpnone
Sistem
operasi yang dapat ditemukan di ponsel cerdas/smartphone
adalah Symbian
OS, iOS, RIM BlackBerry, Windows
Mobile, Linux,
Palm, WebOS dan Android. Android dan WebOS dibuat oleh Linux, dan iOS dibuat oleh BSD dan sistem operasi NeXTSTEP berhubungan dengan Unix.
IV.
Keamanan
dan Privasi Android
Aplikasi
Android berjalan di sandbox, sebuah area terisolasi
yang tidak memiliki akses pada sistem, kecuali izin akses yang secara eksplisit
diberikan oleh pengguna ketika memasang aplikasi. Sebelum memasang aplikasi, Play Store
akan menampilkan semua izin yang diperlukan, misalnya: sebuah permainan perlu
mengaktifkan getaran atau menyimpan data pada Kartu SD, tapi tidak perlu izin untuk membaca
SMS atau mengakses buku telepon. Setelah meninjau izin tersebut, pengguna dapat
memilih untuk menerima atau menolaknya, dan bisa memasang aplikasi hanya jika
mereka menerimanya.
Sistem sandbox dan perizinan pada
Android bisa mengurangi dampak kerentanan terhadap bug pada aplikasi, namun
ketidaktahuan pengembang dan terbatasnya dokumentasi telah menghasilkan
aplikasi yang secara rutin meminta izin yang tidak perlu, sehingga mengurangi
efektivitasnya. Beberapa perusahaan keamanan perangkat lunak seperti Avast, Lookout Mobile Security,[117]
AVG
Technologies, dan McAfee, telah merilis perangkat lunak antivirus ciptaan mereka
untuk perangkat Android. Perangkat lunak ini sebenarnya tidak bekerja secara
efektif karena sandbox juga bekerja pada aplikasi tersebut, sehingga
membatasi kemampuannya untuk memindai sistem secara lebih mendalam. Hasil
penelitian perusahaan keamanan Trend Micro
menunjukkan bahwa penyalahgunaan layanan premium adalah tipe perangkat
perusak (malware) paling umum yang menyerang Android; pesan teks
akan dikirim dari ponsel yang telah terinfeksi ke nomor telepon premium tanpa
persetujuan atau sepengetahuan pengguna. Perangkat perusak lainnya akan
menampilkan iklan yang tidak diinginkan pada perangkat, atau mengirim informasi
pribadi pada pihak ketiga yang tak berwenang. Ancaman keamanan pada Android
dilaporkan tumbuh secara bertahap, namun teknisi di Google menyatakan bahwa
perangkat perusak dan ancaman virus pada Android hanya dibesar-besarkan oleh
perusahaan antivirus untuk alasan komersial, dan menuduh industri antivirus
memanfaatkan situasi tersebut untuk menjual produknya kepada pengguna. Google
menegaskan bahwa keberadaan perangkat perusak berbahaya pada Android sebenarnya
sangat jarang, dan survei yang dilakukan
oleh F-Secure menunjukkan bahwa hanya 0,5% dari perangkat perusak Android yang
berasal dari Google Play.
Google
baru-baru ini menggunakan pemindai perangkat perusak Google
Bouncer untuk mengawasi dan memindai aplikasi di Google Play.]
Tindakan ini bertujuan untuk menandai aplikasi yang mencurigakan dan
memperingatkan pengguna atas potensi masalah pada aplikasi sebelum mereka
mengunduhnya. Android versi 4.2 Jelly Bean dirilis pada tahun 2012 dengan
fitur keamanan yang ditingkatkan, termasuk pemindai perangkat perusak yang
disertakan dalam sistem; pemindai ini tidak hanya memeriksa aplikasi yang
dipasang dari Google Play, namun juga bisa memindai aplikasi yang diunduh dari
situs-situs pihak ketiga. Sistem akan memberikan peringatan yang memberitahukan
pengguna ketika aplikasi mencoba mengirim pesan teks premium, dan memblokir
pesan tersebut, kecuali jika pengguna mengijinkannya.
Telepon
pintar Android memiliki kemampuan untuk melaporkan lokasi titik akses Wi-Fi, terutama jika
pengguna sedang bepergian, untuk menciptakan basis data yang berisi lokasi
fisik dari ratusan juta titik akses tersebut. Basis data ini membentuk peta
elektronik yang bisa memosisikan lokasi telepon pintar. Hal ini memungkinkan
pengguna untuk menjalankan aplikasi seperti Foursquare,
Google
Latitude, Facebook Places, dan untuk mengirimkan iklan
berbasis lokasi. Beberapa perangkat lunak pemantau pihak ketiga juga bisa
mendeteksi saat informasi pribadi dikirim dari aplikasi ke server jarak jauh.
Sifat sumber terbuka Android memungkinkan perusahaan keamanan untuk
menyesuaikan perangkat dengan penggunaan yang sangat aman. Misalnya, Samsung
bekerjasama dengan General Dynamics melalui proyek "Knox" Open
Kernel Labs.[131][132]
Pada
September 2013, terungkap bahwa badan intelijen Amerika Serikat dan Britania; NSA dan Government Communications
Headquarters (GCHQ), memiliki akses terhadap data pengguna pada perangkat iPhone, Blackberry,
dan Android. Mereka bisa membaca hampir keseluruhan informasi pada telepon
pintar, termasuk SMS,
lokasi, surel, dan
catatan.
V.
Perkembangan
Smartphone di Indonesia
Perkembangan
pasar ponsel cerdas dunia yang begitu pesat akhir-akhir ini, tidak terkecuali
dengan Indonesia.
Banjir ponsel cerdas dan tablet sudah mulai terasa. Derasnya permintaan pasar
terhadap ponsel cerdas ini, khususnya yang menggunakan sistem operasi Android membuat
para produsen semakin giat untuk berinovasi dan menggempur pasar ponsel
Indonesia dengan berbagai produk. Para produsen ponsel cerdas pun mulai datang
dari produsen lokal seperti Polytron dan Axioo. Mereka menyadari betapa besarnya pangsa
pasar ponsel cerdas di Indonesia.
Ponsel
cerdas di Indonesia sendiri memiliki segmentasi yang secara umum bisa
dikelompokkan menjadi 3 kelas berdasarkan level harga dan spesifikasinya,
yaitu:
1.
Ponsel cerdas kelas atas (high-end)
2.
Ponsel cerdas kelas menengah (middle
level)
3.
Ponsel cerdas kelas bawah (entry level)
Ponsel
cerdas kelas atas merupakan ponsel cerdas yang memiliki spesifikasi perangkat
keras yang sangat tinggi. Ponsel ini biasanya dilengkapi dengan fitur-fitur
unggulan yang membuatnya sangat menonjol dan lengkap dalam pengoperasiannya.
Selain dari sisi prosesor, memori, GPU,
ukuran layar, jenis layar, dan kamera, ponsel cerdas kelas atas ini biasanya memiliki desain
yang premium.
Beberapa vendor ponsel cerdas yang bermain di level ini di antaranya:
·
Samsung dengan
jajaran seri ponsel cerdas Galaxy S dan Galaxy Note
·
HTC dengan seri HTC One
·
LG dengan seri Optimus G
dan L9
·
Nokia dengan seri Lumia
9XX
·
Blackberry
dengan seri Qxx
Harga dari ponsel cerdas kelas atas ini bisa berkisar
antara 4 juta hingga 10 juta rupiah. Harga ponsel cerdas yang memang cukup
mahal ini biasanya memang memiliki fitur-fitur unggulan selain itu juga lebih
terkesan bergengsi.
Ponsel cerdas kelas menengah biasanya menyasar target
pasar yang menginginkan ponsel cerdas canggih namun dengan harga dan
spesifikasi yang lebih rendah. Level ini cukup banyak peminatnya, khususnya di
Indonesia. Para pemainnya juga semakin banyak, karena produsen lokal ikut
bermain di segmen ini. Sebut saja Samsung, Acer, LG,
Nokia, Polytron, Lenovo, Asus, Blackberry
& sebagian ponsel cerdas Sony.
Ponsel cerdas kelas entry level juga semakin
banyak peminatnya di Indonesia. Sebagian besar porsi untuk ponsel cerdas entry
level ini dikuasai oleh Android, karena mampu menghadirkan pengalaman
ponsel cerdas dalam harga yang sangat terjangkau. Di Indonesia sendiri ponsel
cerdas entry level ini sudah bisa diperoleh dari harga 500 ribu rupiah
hingga berkisar 1 juta rupiah. Pilihannya pun semakin banyak dan spesifikasi
yang ditawarkan juga tidak terlalu buruk. Mungkin ponsel cerdas kelas bisa
menjadi pilihan awal bagi para pengguna telepon genggam yang masih awam dengan
ponsel cerdas dan ingin mencoba belajar dulu.
VI.
Lisensi Android
Kode sumber
untuk Android tersedia di bawah lisensi perangkat lunak sumber terbuka
dan bebas. Google menerbitkan sebagian besar kode (termasuk kode jaringan dan
telepon) di bawah Lisensi Apache versi 2.0. Sisanya, perubahan kernel
Linux berada di bawah GNU General Public License versi 2. Open Handset Alliance mengembangkan perubahan
kernel Linux dengan kode sumber terbuka yang dipubikasikan setiap saat.
Selebihnya, Android dikembangkan secara pribadi oleh Google, dengan kode
sumber yang diterbitkan untuk umum ketika versi baru diluncurkan. Biasanya
Google bekerjasama dengan produsen perangkat keras untuk mengembangkan sebuah
perangkat "andalan" (misalnya seri Google Nexus) yang disertai dengan
versi baru Android, kemudian menerbitkan kode sumbernya setelah perangkat
tersebut dirilis.
Pada
awal 2011, Google memilih untuk menahan sementara kode sumber Android untuk
tablet yang dirilis dengan versi 3.0 Honeycomb. Menurut Andy Rubin
dalam sebuah posting blog resmi Android, alasannya karena Honeycomb
dirilis untuk berjalan pada produk Motorola
Xoom, dan Google tidak ingin pihak ketiga "memperburuk pengalaman
pengguna" dengan mencoba mengoperasikan versi Android yang ditujukan untuk
tablet pada telepon pintar. Kode sumber tersebut akhirnya dipublikasikan pada
bulan November 2011 dengan dirilisnya Android 4.0 Ice Cream Sandwich.
Meskipun
bersifat terbuka, produsen perangkat tidak bisa menggunakan merek
dagang Android Google seenaknya, kecuali Google menyatakan bahwa perangkat
tersebut sesuai dengan Compatibility Definition Document (CDD) mereka.
Perangkat juga harus memenuhi lisensi persyaratan aplikasi sumber tertutup
Google, termasuk Google Play. Richard
Stallman dan Free Software Foundation telah mengkritik
mengenai rumitnya permasalahan merek Android ini, dan merekomendasikan sistem
operasi alternatif seperti Replicant. Mereka berpendapat bahwa pemacu
peranti dan perangkat tegar yang diperlukan untuk
mengoperasikan Android bersifat eksklusif, dan Google Play juga menawarkan
perangkat lunak berbayar.
BAB III
PENUTUP
I.
Kesimpulan
1. Android Merupakan sebuah sistem
operasi yang berbasis Linux untuk telepon seluler seperti telepon pintar dan
komputer tablet. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang
untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti
bergerak.
2. Smartphone merupakan handphone pintar
yang menyediakan banyak fitur dan fungsi. Handphone ini mempunyai perangkat,
fitur dan fungsi menyerupai komputer. Bisa dibilang smartphone merupakan
komputer versi mini, karena sebagian pekerjaan yang dulu dikerjakan menggunakan
komputer bisa dilakukan menggunakan smartphone.
Perlu juga diketahui bahwa,
Android merupakan sistem
operasi pada smartphone.
II.
Saran
Yang perlu kita
ingat sebuah kata/kalimat dari Albert Einstein
yang khawatir akan sebuah hari, ia berkata bahwa “aku takut pada hari dimana teknologi akan melampaui interaksi manusia.
Dunia aka memiliki generasi yang idiot”. Jadi secanggih apapun teknologi yang
kita miliki sekarang ini hendaknya kita berfikir ulang untuk menggunakan teknologi
tersebut untuk hal-hal yang tidak berguna atau ke hal-hal negatif.
Daftar Pustaka