SISTEM
PEMANCAR DAN PENERIMA SSB
1.
PENGERTIAN (SUB MATERI)
Kalau
kita berbicara tentang Single Side Band, maka kita
menyinggung lebih jauh tentang modulasi
amplitudo (AM). Pada
setiap kita melakukan modulasi sebenarnya kita melakukan pencampuran antara
frekuensi radio dengan frekuensi audio. Setiap pencampuran dua frekuensi akan
terjadi proses penjumlahan kedua frekuensi dan sekaligus terjadi proses
pengurangan dari kedua frekuensi tersebut.
Jadi
setiap kali kita memodulir carrier, akan menghasilkan dua frekuensi sekaligus.
Misalnya suatu carrier dengan frekuensi 3.000 Kc kita modulir dengan audio
ferkuensi 3 Kc, hasilnya adalah 3.003 Kc dan 2.997 Kc, atau dikatakan tejadi
dua sisi band ialah sisi atas dan sisi bawah. Sisi atas dan sisi bawah tersebut
berbentuk symetris, jadi kalau hasil modulasi itu langsung kita pancarkan
berarti kita memancarakan dua barang yang sama.
Apabila
kita memancar dengan cara tersebut di atas, dikatakan kita menggunakan mode Double Side Band (DSB) karena
carrier yang memuat sisi atas dan bawah dipancarkan bersama. Pada pesawat
buatan pabrik, biasanya mode ini diberi kode AM yang
sebenarnya istilah dalam teknik radio adalah DSB.
Apabila
kita menggunakan mode DSB, maka
setiap kita menekan PTT, gelombang
pembawa (carrier) langsung terpancar walapun belum ada modulasi.
Pancaran carrier dengan tanpa modulasi tersebut sebenarnya merupakan suatu
pemborosan.
Pemborosan
tersebut dapat dihilangkan apabila alat menggunakan balance modulator. Dengan
menggunakan balance modulator, carrier hanya terpancar bila ada modulasi,
walaupun PTT ditekan. Pancaran semacam ini dinamakan pancaran Double Side Band
Suppressed Carrier (DSBSC).
Dengan
DSBSC, kita sudah
bekerja lebih efisien daripada DSB, akan
tetapi pancaran masih memuat kedua sisi gelombang pemodulasi ialah USB dan LSB yang
bentuknya symetris seperti telah diuraikan sebelumnya. Sehingga sebenarnya kita
cukup memancarkan salah satu side band saja. Mode
semacam ini dikatakan mode SSB.
Kita
kenal ada dua macam cara untuk membuat SSB, cara
pertama ialah dengan metoda phase shift, cara lain ialah dengan metoda
filtering. Cara pertama tidak banyak digunakan dan pesawat SSB bikinan
pabrik umumnya menggunakan filtering.
Signal
DSBSC, sebelum
diperkuat dan dipancarkan, dimasukkan ke SSB filter
terlebih dahulu untuk menghasilkan LSB atau USB. Filter
yang digunakan untuk keperluan ini adalah filter kristal atau filter mekanik.
Rekan-rekan penggemar homebrew lebih suka
menggunakan filter kristal karena dapat dibuat sendiri.
Single Side Band (SSB), dalam banyak kasus diperlukan
daya pancar Radio frequensi (RF) sebesar 10 sampai 25 W. Bila kita cukup puas
dengan daya pancar sampai 3 W, maka perangkat dapat dioperasikan dalam rumah
dengan catu daya ringan atau dengan baterai. Selain kemungkinan bekerja dengan
stasiun relai Frequensi Modulasi (FM), Single Side Band (SSB) dapat menggunakan
saluran pemancar sendiri. Pemakaian seperti ini sangat menguntungkan untuk
daerah pegunungan.
Kelompok ketiga dalam bentuk transceiver adalah kelompok
dengan pesawat yang secara teknik cukup canggih. Dari segi penerimaan digunakan
konverter yang dapat memperkecil desah. Kebanyakan digunakan penguat Intermedia
Frequensi (IF) untuk transceiver. Sistem FM (Frequensi Modulasi) tidak
digunakan dalam sistem ini karena hampir seluruh transceiver High Frequensi
(HF) hanya digunakan pada sistem Single Side Band (SSB) dan Continuous Wave
(CW). Pada pemancar dipasang transceiver High Frequensi (HF) dari 28 sampai 30
MHz kejalur 2-m selebar 2 MHz (144-146 MHz). Daya keluaran yang dihasilkan
antara 100 sampai 500 W atau lebih.
Amatir radio dengan peralatan stasiun 2-m biasanya
mempunyai hubungan luas dalam Single Side Band (SSB) dan Continuous Wave (CW).
Dengan antena yang sesuai, hubungan radio juga memungkinkan melalui satelit
atau melalui bulan sebagai reflektornya yang disebut hubungan Earth-Mon-Earth
(EME). Radio amatir yang mengoperasikan sistem seperti ini lebih sedikit
dibanding dengan stasiun radio relai.
Komunikasi gelombang langit semula hanya digunakan
melalui Continuous Wave (CW), saat ini dimungkinkan juga melalui pengiriman
Single Side Band (SSB). Jarak yang dapat dilalui antara 1000 dan 2000 km. Hasil
serupa dapat juga dicapai melalui teknik “Meteor-Scatter”. Dimana meteor
berfungsi sebagai reflektor. Pada teknik penghubungan ini, harus tersedia daya
pancaran yang cukup besar (950 sampai 1000 W).Jika dibandingkan dengan system
pemantulan gelombang langit, perbedaann yang cukup jauh.
Sinyal AM yang termodulasi secara penuh, dua per tiga
daya-nya tersimpan dalam sinyal carrier dan hanya seper tiga daya-nya berupa
sinyal side-band. Pada hal sinyal side-band-lah yang mengandung informasi yang
ditransmisikan dan sinyal carrier sekedar merupakan kendaraan pengantar
informasi yang diperlukan rangkaian penerima untuk men-demodulasi informasi.
Jika sinyal carrier bisa dibuang dan hanya sinyal side-band yang ditransmisikan
maka dengan daya yang sama informasi bisa ditransmisikan lebih jauh. Di sisi
penerima, diinjeksikan kembali sinyal carrier agar informasi bisa
di-demodulasi.
Sistem komunikasi dengan menggunakan Single Side Band
sudah lama dikenal di kalangan amatir radio. Peralatan komunikasi pada band HF
kebanyakan menggunakan mode ini karena mode ini menggunakan bandwidth yang
sempit yaitu sekitar 2,4 KHz, maka daya jangkau perangkat komunikasi ini pada
daya pancar yang sama bisa lebih jauh bila di bandingkan dengan mode AM yang
yang dipakai untuk radio siaran.
Gambar 1
Blok diagram transceiver SSB 80 Meter Band
Sekarang dipasaran memang banyak beredar transceiver SSB
yang sudah jadi alias buatan pabrik dangan berbagai macam merek, misalnya
Yaesu, Icom, Kenwood dan lain lain yang kebanyakan merupakan transceiver all
band (bekerja pada band 160 meter sampai 10 meter), biasanya pesawat semacam
ini dilengkapi juga dengan “general coverage receiver” dengan frekuensi antara
100KHz sampai 30 MHz, hal ini membuat transceiver tersebut semakin menyenangkan
karena bisa dipakai memantau frekuensi di luar jalur amatir. Proyek dalam
artikel ini membangun sebuah Tranceiver SSB pada 80 meter band dengan diagram
blok seperti terlihat di Gambar 1. Dalam Gambar 1 Generator SSB merupakan yang
inti dari seluruh sistem, dipakai untuk menghasilkan sinyal Single Side Band.
2.
CARA YANG DAPAT DILAKUKAN
DALAM MEMBANGKITKAN SINYAL SSB
-
Metoda Modulator-Filter Balans
Bentuk yang paling tua dari pemancar
SSB menggunakan modulator balans untuk membangkitkan sinyal DSBSC (Double Side
Band Suppressed Carrier), yang kemudian diikuti oleh ”Filter-filter jalur sisi”
yaitu filter bandpass sempit yang hanya meneruskan jalur sisi frekuensi yang
dikehendaki.
Biasanya cukup dipakai sebuah filter
bandpass SSB, dan dilengkapi dengan sarana untuk memilih bagian mana yang akan
diteruskan, (bagian uppernya atau bagian lowernya) dengan cara mengubah
frekuensi pembawa untuk membawa frekuensi ke ujung passband yang lain sehingga
diperoleh jalur sisi yang dikehendaki.
Sebuah penyampur balans dan osilator
kristal memberikan konversi keatas ke frekuensi akhir pemancar, dan sebuah
peguat RF linear menyediakan penguatan daya keluaran. Harus digunakan
penguat-penguat linear untuk mencegah timbulnya cacat jalur sisi dan
kemungkinan dibangkitkanya kembali jalur sisi yang kedua.
Gambar 2
Blok diagram pemancar SSBSC
-
Metoda Pergeseran Fasa
Metoda Pergeseran Fasa memakai
prinsip pergeseran fasa dan penghapusannya untuk menghilangkan pembawa dan
jalur sisi yang tidak dikehendaki. Dengan menggunakan penurunan persamaan
trigonometri standar, rumus untuk frekuensi sisi bawah tunggal dapat diuraikan
menjadi
suku pertama pada sisi sebelah kanan
adalah hasil kali dari pembawa dan sinyal modulasi yang keduanya digeser
sebesar 900, sedangkan suku kedua adalah hasil kali dari pembawa dan sinyal
modulasi. Rangkaian-rangkaian yang diperlukan untuk menghasilkan
pergeseran-pergeseran fasa, perkalian-perkalian dan penjumlahan adalah relatif
sederhana dan ditunjukkan dalam diagram bloknya.
Sumber sinyal primer adalah sebuah
oscilator kristal. Sinyalnya mendorong modulator balans secara langsung, dan
sebuah modulator balans yang lain lewat suatu rangkaian yang menggeserkan
fasanya sehingga berselisih 900 dengan yang langsung. Kedua
modulator balans tersebut menghapuskan pembawa itu sendiri dari sinyal
keluaran.
Sinyal audio langsung dimasukkan ke
modulator pembawa yang digeser, sedangkan yang ke modulator yang tidak digeser
pembawanya dimasukkan sinyal audio yang sebelumnya sudah digeser fasanya
sebesar 90o. modulator pertama menghasilkan dua jalur sisi yaitu
jalur sisi atas dan jalur sisi bawah tetapi masing- masing digeser fasanya
dengan +900. Modulator kedua juga menghasilkan jalur sisi atas dan
jalur sisi bawah tetapi dalam hal ini jalur sisi atas di geser dengan +900,
sedangkan jalur sisi bawah digeser dengan -900. hasilnya ialah bahwa jalur
sisi-jalur sisi atas dari kedua modulator adalah sefasa satu sama lain dan
langsung dijumlahkan dalam peguat penjumlahan untuk menghasilkan sinyal jalur
sisi yang dikehendaki. Jalur sisi-jalur sisi bawah di geser sedemikian sehingga
keduanya berselisih fasa 1800 satu sama lainsehingga akan saling
meniadakan bila dijumlahkan. Jalur sisi yang tertinggal diperkuat oleh penguat-
penguat daya linear pada tingkat-tingkat terakhir sebelum dipancarkan.
Pemindahan ke jalur sisi bawah dapat dilakukan dengan menggantikan jaringan
penggeser fasa pembawa dengan yang memberikan pergeseran fasa sebesar -900.
-
Metoda Ketiga
Cara ketiga untuk memperoleh modulasi
SSBSC (Single Side Band Suppressed Carrier) dengan sederhana dinamakan juga
metode ketiga. Metoda ini dirintis oleh D.K. Weaver, dan dikembangkan pada
tahun 1950-an. Cara ini mirip dengan metoda pergeseran fasa, dalam hal
digunakannya penggeseran dan penghapusan dalam operasinya, tetapi berbeda dalam
kenyataan bahwa sinyal audio dimodulasikan dulu pada suatu sub pembawa audio.
Sistem ini di perlihatkan pada Gambar 3. Modulator 1 dan 2 bekerja untuk
mengkombinasikan sinyal audio denga sub pembawa audio, sehingga keluaran
modulator 1 mengandung jalur sisi atas dan bawah, yang keduanya tergeser
fasanya sebesar 900, sedangkan keluaran modulator 2 mengandung jalur
sisi atas dan bawah yang tidak tergeser fasanya. Jalur sisi-jalur sisi atas
dari keduanya di hilangkan oleh filter-filter low pass yang memotong pada
frekuensi pembawa fo. Sinyal-sinyal ini kemudian dimasukkan kemodulator 3 dan
4, yang didorong berturut-turut oleh frekuensi pembawa RF langsung, dan pembawa
RF yang digeser fasanya 900. Keluaran dari modulator 3 mengandung
suatu kelompok jalur sisi(fc + fo – fm) yang digeser dengan +900 dan
suatu kelompok jalur sisi yang kedua(fc – fo + fm) yang digeser dengan -900.
modulator 4menghasilkan (fc + fo – fm) yang digeser dengan +900,
adalah sefasa dengan komponen pertama dari modulator 3 dan dapat di jumlahkan
langsung dengannya, modulator yang sama juga menghasilkan (fc + fo – fm) yang
digeser dengan +900 yang adalah berselisih fasa 1800
dengan komponen yang sesuai dari modulator 3, sehingga akan saling menghapus.
Keluaran yang diperoleh dari rangkaian penjumlahan adalah komponen(fc + fo –
fm) yang sesuai dengan jalur sisi bawah dari fm pada frekuensi pembawa(fc + fo).
Jalur sisi yang lain dihapuskan
Jika masukan-masukan pembawa ke
modulator 3 dan 4 saling ditukar, keluarannya dalah jalur sisi atas pada
frekuensi pembawa (fc – fo). Perlu dicatat bahwa sub pembawa audio dapat
ditempatkan ditengah-tengah frekuensi modulasi. Jika ini dilakukan, frekuensi
modulasi dapat lebih besar dari fo dan setengan jalur sisi bawah dari
modulator-modulator 1 dan 2 akan terlipat di dalam daerah dari 0 sampai fo dan
dicampur dengan setengah yang lain dari jalur sisi. ini tidak akan berakibat
apa-apa, karena modulator-modulator akhir 3 dan4 bekerja dengan cara sedemikian
sehingga frekuensi-frekuensi jalur sisi yang timbul olehnya adalah seluruhnya
pada satu sisi saja dari pembawa (fc + fo).
Gambar Blok diagram pembangkitan SSB
metode Ketiga
-
Tranceiver SSB
Rangkaian yang dikemukakan di artikel
ini adalah penyederhanaan dari metode pertama, memanfaatkan filter untuk
membuang sideband yang tidak dikehendaki. Cara semacam ini banyak dipakai pada
pesawat komunikasi Single Side Band yang sebenarnya.
Dalam rangkaian ini diusahakan
memakai komponen yang mudah didapat dan rangkaian dirancang tidak terlalu
rumitu. Filter yang digunakan adalah filter yang disusun dari 8 buah kristal
yang frekwensinya sama, hal ini dipilih karena filter SSB yang sebenarnya
harganya sangat mahal dan sulit untuk didapat. Diagram blok rangkaian yang
dibuat dapat dilihat di Gambar 5, rangkaian selengkapnya dengan pembahasan cara
kerja rangkaian, berikut dengan seluk beluk pembuatan Tranceiver SSB ini, akan
dibahas dalam artikel mendatang.
Dalam teknik radio kita kenal berbagai macam cara
modulasi antara lain modulasi amplitudo yang kita kenal sebagai AM, modulasi frekuensi yang kita kenal sebagai FM dan cara modulasi yang lain adalah modulasi fasa. Radio
yang kita gunakan seharihari untuk berbicara dengan rekan-rekan misalnya
dengan pesawat HF SSB menggunakan modulasi AM sedangkan pesawat VHF dua meteran umumnya digunakan modulasi FM.
Pada modulasi
amplitudo (AM) getaran suara kita akan menumpang pada carrier yang
berujud perubahan amplitudo dari gelombang pambawa tadi seirama dengan gelombang
suara kita. Sedangkan dengan modulasi
frekuensi (FM), gelombang suara kita akan menumpang pada gelombang
pembawa dan mengubahubah frekuensi gelombang pembawa seirama dengan getaran
audio kita.
Rasanya bisa juga dikatakan bahwa pada AM, gelombang audio menumpang secara transversal sedangkan pada FM audio kita menumpang secara longitudinal. Transversal
ialah getarannya tegak lurus dengan arah perambatan sedang longitudinal ialah
getarannya sama dengan arah perambatannya. Perangkat transceiver yang banyak terdapat di pasaran dan yang kita pergunakan
sekarang ini menggunakan dua macam modulasi tersebut. Kebanyakan pesawat HF SSB menggunakan modulasi AM dan pesawat-pesawat VHF dan UHF yang ada di pasaran, menggunakan modulasi FM.
Pada beberapa jenis pesawat HF (SSB) misalnya TS430 disediakan fasilitas tambahan dengan
modulasi FM, sedangkan pasawat VHF misalnya Kenwood TR9130 tersedia mode SSB (pada mode SSB, jenis modulasi yang digunakan adalah AM).
4. Spesifikasi
Umum Dari S.S.B
- Jumlah Kanal = 4
- Daerah Frekwensi kanal
1 dan 2 = (3,0 - 6,7) Mhz
- Daerah Frekwensi
kanal 3 dan 4 = (6,7 - 15) Mhz
- Impedansi Antena
yang digunakan =
R = (10-80) Ohm
C = 300 µF minimum
-
Kristal yang digunakan ada
2 buah masing-masing dengan frekwensi = 250 KHz dan 1100 KHz
-
Sifat Pancaran = S.S.B
Suppressed carrier atau S.S.B dengan Carrier
-
Sifat Penerima = S.S.B
Suppressed carrier atau S.S.B dengan Carrier
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari pemampaan makalah ini
kami dapat menyimpulkan bahwa Sebagai Mahasiswa Elektronika yang nantinya akan
berkecimpun di Dunia Industri, dengan adanya makalah ini kami mengharapkan
senantiasa sebagai sumber referensi yang tersedia yang lebih dapat dikembangkan
selanjutnya..
2. SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan
adalah sebagia berikut :
Kita sebagai Obyek dalam
proses Pembelajaran selalu merencanakan atau membuat program yang
berkesinambungan mengenai pemahaman materi tentang pemancar dan penerima SSB.
Suatu Proses yang cukup baik
jika kita selaku penganalisa lebih dapat mengembangakan tentang dasar-dasar
Komunikasi yang ada di dunia Elektronika.
Terima kasih blognya min!
BalasHapusSatu pertanyaan sistem penerima ssb bagaimana yah?