PENDAHULUAN
Lampu lalu lintas (LL) pada persimpangan jalan memegang peranan penting
dalam menentukan kelancaran sebaran kendaraan di jalan-jalan yang mempunyai
persimpangan tersebut. Sistem pengendalian lampu LL yang baik adalah jika
sistem itu dapat berjalan secara otomatis dan dapat menyesuaikan diri dengan
kepadatan LL pada tiap-tiap jalur (bagian dari lengan jalan). Sistem ini
dikenal sebagai actuated controller.
Telah dirancang sebuah miniatur simpang empat sederhana dengan sistem
pengendalian lampu LL jenis actuated controller (lihat
Gambar-1). Sistem ini menggunakan logika Fuzzy. Perangkat keras sistem terdiri
atas 8 sensor kepadatan LL untuk mengambil data kendaraan, papan antar muka
untuk menghubungkan perangkat keras dengan komputer (PC), dan bagian keluaran
yang dihubungkan dengan lampu LL.
Perangkat lunak berfungsi untuk menjalankan dan mengendalikan perangkat
keras serta melakukan pengolahan data, ditulis dalam Bahasa C.
PEMBAHASAN
Perancangan
·
Logika Fuzzy untuk Sistem Pengaturan Lampu LL
Beberapa
istilah yang digunakan dalam pengendalian lampu LL, antara lain, untuk sebaran
kendaraan adalah Tidak Padat (TP), Kurang Padat (KP), Cukup Padat (CP), Padat
(P) dan Sangat Padat (SP), sedangkan untuk lama nyala lampu LL adalah Cepat
(C), Agak Cepat (AC), Sedang (S), Agak Lama (AL) dan Lama (L). Jelas istilah-
istilah tersebut dapat menimbulkan kemenduaan (ambiquity) dalam
pengertiannya. Logika Fuzzy dapat mengubah kemenduaan tersebut
ke dalam model matematis sehingga dapat diproses lebih lanjut untuk dapat
diterapkan dalam sebuah sistem kendali [Cox, 1992 dan Marsh, 1992]. Menggunakan
teori himpunan Fuzzylogika bahasa dapat diwakili oleh sebuah daerah
yang mempunyai jangkauan tertentu yang menunjukkan derajat keanggotaannya. Untuk
kasus di sini sebut saja derajat keanggotaan itu adalah u(x) untuk x adalah
jumlah kendaraan. Derajat keanggotaan tersebut mempunyai nilai bergradasi
sehingga mengurangi lonjakan pada sistem.
Sistem
pengendalian fuzzy yang dirancang mempunyai dua masukan dan
satu keluaran. Masukan adalah jumlah kendaraan pada suatu jalur yang sedang
diatur dan jumlah kendaraan pada jalur lain, dan keluaran berupa lama nyala
lampu hijau pada jalur yang sedang diatur. Penggunaan dua masukan dimaksudkan
supaya sistem tidak hanya memperhatikan sebaran kendaraan pada jalur yang
sedang diatur saja, tetapi juga memperhitungkan kondisi jalur yang sedang
menunggu. Pencuplikan dilakukan pada setiap putaran (lewat 8 sensor yang
dipasang pada semua jalur). Satu putaran dianggap selesai apabila semua jalur
telah mendapat pelayanan lampu.
Masukan
berupa himpunan kepadatan kendaraan oleh logika fuzzy diubah
menjadi fungsi keanggotaan masukan (lihat grafik di Gambar- 2a) dan fungsi
keanggotaan keluaran (lama nyala lampu hijau) diberikan di Gambar-2b. Bentuk
fungsi keanggotaan dapat diatur sesuai dengan distribusi data kendaraan.
Menerapkan logika fuzzy dalam sistem pengendalian membutuhkan
tiga langkah, yaitu fusifikasi (fuzzyfication), evaluasi kaidah, dan
defusifikasi (defuzzyfication).
Fusifikasi adalah
proses mengubah masukan eksak berupa jumlah kendaraan menjadi masukan fuzzy berupa
derajat keanggotaan, u(x), berdasarkan grafik fungsi keanggotaannya
(Gambar-2a). Setelah fusifikasi adalahevaluasi kaidah. Kaidah-kaidah
yang akan digunakan untuk mengatur LL ditulis secara subjektif dalam fuzzy
associative memory (FAM), yang memuat hubungan antara kedua masukan
yang menghasilkan keluaran tertentu. Kaidah-kaidah ini sebaiknya
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada mereka yang berpengalaman dalam bidang
yang akan dikendalikan tersebut, misalnya Polisi Lalu Lintas. Di sini dipakai
kaidah hubungan sebab- akibat dengan dua sebab atau masukan digabung
menggunakan operator DAN, yaitu : Jika (masukan 1) DAN (masukan
2), maka (keluaran), dan ditabelkan dalam Tabel-1. Sebagai
contoh, jika TP(0,25) dan KP(0,75), maka AC(0,25). Di sini, keluaran fuzzy adalah
AC(0,25) untuk AC adalah akibat atau keluaran dan 0,25 adalah derajat
keanggotaan (lihat Gambar-2). Bila terdapat dua buah derajat keanggotaan berbeda
pada akibat yang sama, diambil harga yang terbesar [Marsh, 1992].
Fuzzy Associative Memory untuk
kepadatan LL
Tabel 1
|
|||||
Masukan-1
|
TP
|
KP
|
CP
|
P
|
SP
|
Masukan-2
|
|||||
TP
|
C
|
AC
|
S
|
AL
|
L
|
KP
|
C
|
AC
|
S
|
AL
|
L
|
CP
|
C
|
AC
|
S
|
AL
|
AL
|
P
|
C
|
AC
|
S
|
S
|
AL
|
SP
|
C
|
AC
|
AC
|
S
|
S
|
Masukan 1 adalah jumlah kendaraan
pada jalur yang diatur.
Masukan 2 adalah jumlah kendaraan
pada jalur lain.
Setelah
diperoleh keluaran fuzzy, proses diteruskan pada defusifikasi.
Proses ini bertujun untuk mengubah keluaran fuzzy menjadi keluaran eksak (lama
nyala lampu hijau) menggunakan grafik fungsi keanggotaan keluaran di Gambar-2b.
Karena keluaran fuzzy biasanya tidak satu untuk menghitung keluaran eksaknya
digunakan metode pusat gravitasi (center of gravity/COG) [Kosko, 1992].
Metode ini
mencari titik berat atau titik setimbang dari daerah luasan pada himpunan
fungsi keanggotaan keluaran. Daerah luasan dibentuk lewat keluaran fuzzy hasil
dari evaluasi kaidah. Sebagai contoh, daerah yang diarsir di Gambar-2b dibangun
dari keluaran fuzzy C(0), AC(0,25), S(0,5), AL(0), dan L(0).
Contoh
perhitungan COG adalah sebagai berikut. Jika diambil 4 titik cuplikan dari
daerah yang diarsir dengan cuplikan pertama adalah A(0,23) dan 3 cuplikan
sisanya diambil pada setiap 20 detik berikutnya diperoleh COG sekitar 49 detik.
Ini artinya lampu hijau pada jalur yang sedang diatur akan menyala selama
sekitar 49 detik. Pada perangkat lunak yang dirancang titik cuplikan diambil
dalam selang 1 detik.
Masalah lain
yang perlu diperhatikan dalam merancang sistem pengatur lampu LL adalah bahwa
jumlah kendaraan yang akan belok ke kanan, ke kiri atau lurus tidak sama.
Misalnya, kendaraan pada lengan A (lihat Gambar-1) yang akan belok ke kiri dan
lurus mungkin jumlahnya banyak, sedangkan yang belok ke kanan jumlahnya
sedikit. Melihat ini, kesempatan jalan bagi kendaraan pada lengan A yang akan
belok ke kanan seharusnya diperkecil dan kesempatan itu diberikan pada
kendaraan di lengan jalan lain yang lebih membutuhkan, misalnya di lengan B
yang akan belok ke kanan atau lengan C yang akan lurus. Untuk mengatasi masalah
ini, lengan jalan dibagi menjadi tiga jalur dan digunakan tabel aturan LL,
Tabel-2, untuk menentukan jalur mana yang mendapat prioritas terlebih dahulu.
Tabel-2 berisi nomor jalur (lihat Gambar-1) yang lampunya boleh menyala hijau secara
bersamaan, tetapi tidak saling menyilang. Perancangan di sini mengasumsikan
jalur paling kiri pada tiap-tiap lengan jalan diberi fasilitas "ke kiri
jalan terus".
Sistem
pengatur lampu LL yang dirancang juga mempertimbangkan masukan interupsi
sebagai prioritas utama, sehingga pengaturan LL yang sedang berjalan akan
dihentikan sementara untuk melayani jalur yang menyela. Fasilitas ini digunakan
untuk keadaan darurat atau mendesak, misalnya seperti pelayanan mobil pemadam
kebakaran atau mobil ambulance. Pendeteksian interupsi
dilakukansecara terus menerus (serial/polling). Jika lebih dari satu
jalur memberi interupsi, maka yang dilayani lebih dulu adalah yang pertama
menekan tombol itu.
Perangkat
Keras
Perangkat
keras yang diwujudkan dibagi menjadi tiga modul, yaitu :
- modul masukan yang terdiri atas sensor, pencacah (counter), dan multiplexer dan untai anti lambungannya (bounching),
- modul keluaran yang terdiri atas gerendel (latch), penggerak (driver), lampu LL dan demultiplexer, dan
- modul antar muka yang berupa PPI (Programmable Peripheral Interface).
Diagram kotak perangkat keras
tersebut dapat dilihat pada Gambar-3.
Aturan lalu lintas untuk kondisi
jalan pada Gambar 1, Dengan 1=nyala, 0=mati.
Tabel 2
|
|||||
No
|
L-A
|
L-B
|
L-C
|
L-D
|
|
0-1
|
2-3
|
4-5
|
6-7
|
||
0
|
1 1
|
0 0
|
0 0
|
0 0
|
|
1
|
1 0
|
0 1
|
0 0
|
0 0
|
|
2
|
1 0
|
0 0
|
1 0
|
0 0
|
|
3
|
0 1
|
0 0
|
0 1
|
0 0
|
|
4
|
0 1
|
0 0
|
0 0
|
1 0
|
|
5
|
0 0
|
1 1
|
0 0
|
0 0
|
|
6
|
0 0
|
1 0
|
0 1
|
0 0
|
|
7
|
0 0
|
1 0
|
0 0
|
1 0
|
|
8
|
0 0
|
0 1
|
0 0
|
0 1
|
|
9
|
0 0
|
0 0
|
1 1
|
0 0
|
|
10
|
0 0
|
0 0
|
1 0
|
0 1
|
|
11
|
0 0
|
0 0
|
0 0
|
1 1
|
Perangkat Lunak
Perangkat lunak
yang dibuat dibagi menjadi beberapa bagian besar antara lain meliputi algoritma
pengambilan data masukan, pengiriman data keluaran, pengolahan data
secara fuzzy, dan proses kendalinya. Perangkat lunak ini
direalisasikan memakai Bahasa C.
Algoritma program
utama mengikuti proses sebagai berikut. Mula- mula PPI diinisialisasi dengan
mengirimkan control word ke rigister kendali PPI. Dengan
mengirimkan nilai 90h ke register kendali PPI, maka port A
akan berfungsi sebagai masukan dan port B serta port C
akan berfungsi sebagai keluaran.
Selanjutnya
akan dikirimkan pulsa reset ke semua pencacah, kemudian pada
saat awal seluruh jalur akan diberi lampu merah dan accumulator yang
berfungsi untuk menyimpam jumlah kendaraan dikosongkan. Setelah proses-proses
ini, program melakukan proses yang berulang-ulang, yaitu proses pengambilan
data pada tiap sensor, pengolahan data dan proses pengaturan fuzzy menggunakan
prinsip-prinsip yang telah dibahas di bagian Perancangan, dan menjalankan
pengaturan sesuai dengan tabel kendali yang telah dibuat.
Perhitungan
perancangan perangkat keras, penjelasan rinci algoritma perangkat lunak
dan listing program, dan pengujian sistem telah dibuat [Lea, 1994].
KESIMPULAN
Dari hasil
perancangan dan uji coba sistem yang dibuat, logika fuzzy terbukti
dapat digunakan untuk memenuhi tujuan pengaturan LL secara optimal. Sistem yang
dihasilkan relatif sederhana dan mempunyai fleksibilitas tinggi. Sistem ini
dapat diterapkan di kondisi jalan yang berbeda, yaitu lewat penyesuaian ranah (domain)
himpunan fungsi keanggotaan masukan dan keluaran (Gambar 2), dan kaidah-kaidah
kendali pada FAM (Tabel 1).
Miniatur
Sistem Pengaturan Lampu LL ini dapat diperluas, misalnya :
- Komputer dibuat terpusat dengan tugas mengkoordinasi beberapa persimpangan (yang tidak harus 4 jumlahnya), terutama yang berdekatan, dengan tujuan supaya sistem-sistem saling membantu dan memperlancar sebaran kendaraan pada suatu daerah.
- Dikembangkan ke arah sistem yang adaptif, yaitu bila kondisi kepadatan berubah, maka sistem akan melakukan perubahan bentuk grafik fungsi keanggotaan masukan dan keluaran, serta tabel FAM secara otomatis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar